Sakit itu Ujian dari Allah, Bersyukurlah

Notification

×

Iklan

Iklan

Sakit itu Ujian dari Allah, Bersyukurlah

Selasa, 22 Juni 2021 | 10:24 WIB Last Updated 2022-09-12T03:53:10Z

Sakit, yang datang menghampiri seringkali dilihat dengan sebelah mata; hanya dianggap sebagai musibah saja. Memang raga yang terkena penyakit akan merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.

Sadar ataupun tidak, percaya ataupun tidak, sakit akan tetap menjadi nikmat di antara nikmat-nikmat tuhanmu yang tak dapat dihitung. Hanya orang orang yang melihatnya dari sudut pandang hikmahlah yang dapat menyadari bahwa sakit adalah kenikmatan.

Orang-orang yang selalu melihat sesuatu melalui sudut pandang hikmah akan melihat apa yang teerjadi pada dirinya adalah sebuah kenikmatan, karena yang dia dapati hanyalah hikmah tidak ada musibah. Semua ini dapat dilakukan apabila kamu selalu bersyukur. Sakitmu akan berkah.

Seseorang yang sakit adalah orang yang beruntung. Kenapa beruntung? Karena kamu sedang mendapatkan perhatian lebih dari-Nya. Kamu sedang dipanggil oleh Penciptamu dengan panggilan cinta-Nya agar kamu tidak pergi jauh meninggalkan ajaran agama-Nya.

Ialah ajang yang paling tepat untuk memperbaiki diri, menyadari segala dosa, saat yang tepat untuk bertaubat dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan. Waktu yang pas untuk menyadari betapa jauhnya diri ini dari ketaatan seorang makhluk, mengakui bahwa selama ini banyak sekali kenikmatan yang kamu dustakan, kesehatan salah satunya.

Karena sakit adalah sebuah teguran lembut, panggilan sayang bukti cinta-Nya pada dirimu. Akan kah kau membalas panggilan cinta itu dengan taat dan syukurmu? Sakit menuntunmu untuk memasuki pendidikan khusus, pendidikan orang yang bertaqwa.


Semua orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan tuhannya, tidak ada keutamaan orang arab terhadap orang selain arab, pun ras dan warna kulit. Kita semua sama di hadapan-Nya, yang membedakan kita hanyalah ketaqwaan.

Begitupun dirimu yang didamba surga, kerupawananmu, kecerdasanmu, kekayaanmu dan yang lainnya tidak membuatmu lebih mulia dari manusia yang lainnya.

Ketakwaan tidak serta merta diraih seorang hamba melainkan melalui banyak rintangan. Anggaplah ketakwaan itu adalah sebuah gelar sarjana dan sakit adalah kuliahnya, kamu akan bersabar dengan segala rintangan yang kamu hadapi selama masa kuliah, mulai dari tugas-tugas yang menumpuk, ujian dadakan yang kadang diadakan oleh dosen sampai skripsi di akhir masa kuliahmu.

Ujian dan cobaan selama kamu kuliah dengan sepenuh hati kauhadapi karena di hadapanmu terpampang impian yang kamu dambakan, sarjana. Maka betapa ruginya dirimu wahai muslimah tatkala penyakit singgah bertamu di badanmu lalu engkau tidak dapat bersabar, tidak mengambil hikmah.

Karena sakitmu akan menuntunmu mendapatkan gelar yang didamba penghuni langit dan bumi, ‘Abdun Taqiyyun. Tidak ada yang Allah kehendaki bagi hamba-Nya yang sakit kecuali kebaikan.