Content Creator Jadi Profesi Primadona Generasi Milenial

Notification

×

Iklan

Iklan

Content Creator Jadi Profesi Primadona Generasi Milenial

Senin, 07 Februari 2022 | 14:46 WIB Last Updated 2022-02-07T07:46:53Z


NUBANDUNG.ID
- Profesi pembuat konten (content creator) diprediksi akan semakin dibutuhkan ke depannya, terutama bagi para pejabat dan instansi pemerintah di pusat dan daerah. Kebutuhan tenaga content creator yang banyak ini menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil adalah bukti adanya peluang baru yang dibawa revolusi industri 4.0 bagi masyarakat.


Menurut pria yang kerap disapa Kang Emil ini, banyak riset mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 akan menghilangkan sekitar 80 juta lapangan kerja konvensional. Akan tetapi, industri 4.0 juga akan menghadirkan peluang-peluang baru bagi manusia untuk bekerja di bidang yang sebelumnya tak ada.


"Jadi 4.0 itu akan menghilangkan 80 juta lapangan kerja semua diganti, tapi 4.0 juga akan melahirkan 120 juta lapangan kerja baru. Contoh ya, sekarang semua pejabat dan dinas butuh content creator sederhana yang bikin video-video supaya melaporkan," kata Kang Emil dalam acara West Java Investment Report: Investasi Jawa Barat Juara.


Kebutuhan besar tenaga content creator juga dirasakan langsung dampaknya oleh Kang Emil. Dia bercerita, saat ini dirinya sudah memiliki dua ajudan yang selalu mendampinginya. Kedua ajudan itu adalah pengawal yang sifatnya administratif, dan orang yang bertugas khusus membuat konten.


Kang Emil percaya ke depannya kebutuhan content creator akan terus bertambah. Karena itu, selama memimpin Jawa Barat dia mendorong terjadinya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan reposisi pendidikan supaya anak-anak muda di sana memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri selepas sekolah.


"Poinnya, tingkat pengangguran tinggi karena SDM tidak memadai dan tugas kita sebagai negara memahami dan merespon dengan mereposisi dengan kualitas pendidikan yang baik. Semua harus bersemangat meresposisi pendidikan kita jangan menghasilkan pengangguran. Makanya banyak sekarang sekolah disuruh introspeksi, setelah lulus banyak terserap atau nganggur. Kalau banyak nganggur lebih baik berubah," katanya.


Saat ini, Pemprov Jabar telah bekerjasama dengan berbagai perusahaan membuat kurikulum khusus untuk digunakan di berbagai SMK dan lembaga pendidikan formal lain. Kurikulum khusus ini dibuat dengan tujuan untuk membuat peserta didik memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai perkembangan zaman.


Pihaknya sudah mengundang beberapa sekolah terbaik agar membuka cabang kampus di daerah-daerah pada wilayah tersebut, untuk memudahkan masyarakat mengakses pendidikan tinggi.


"Makanya saya bikin SMK kurikulum Shopee itu artinya terserah Shopee saja, pokoknya lulusan SMK ini ngerti e-commerce kalau bisa diserap juga. Kemudian membuat kampus ekspor dan sebagainya, dengan microsoft juga seperti itu. Kedua, politeknik dibikin di Patimban supaya orang Subang dan sekitarnya sekolah di situ. Kemudian kemarin di cirebon saya bikin 4.0 untuk fasilitas kemaritiman di SMK. Kemudian saya undang sekolah-sekolah terbaik, ITB kan sudah buka Kampus Cirebon sudah mulai kuliah dan itu saya kasih alokasi mayoritas harus orang Cirebon, Majalengka," tuturnya.