Imamatul Khair Berbagi 4 Tips Lolos Beasiswa Fullbright

Notification

×

Iklan

Iklan

Imamatul Khair Berbagi 4 Tips Lolos Beasiswa Fullbright

Minggu, 24 April 2022 | 10:02 WIB Last Updated 2022-04-24T03:02:51Z


NUBANDUNG.ID
- Imamatul Khair mendapatkan beasiswa Fullbright untuk melanjutkan studi masternya jurusan Bilingual, ESL, dan Multicultural Education University of Massachusetts di Amherst, Amerika Serikat.


Sebelumnya, apa itu beasiswa Fullbright?


Beasiswa Fullbright adalah beasiswa khusus jenjang pascasarjana yaitu master dan PhD yang dikelola oleh The American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Tersedia di 155 negara, beasiswa ini akan membiayai pendidikan penerimanya secara penuh atau fully funded.


Selain itu, penerima beasiswa Fullbright akan dibiayai mulai dari keberangkatan, uang saku selama kuliah, biaya visa, dana kuliah, asuransi kesehatan, hingga dukungan akademis tambahan.


Ingin lolos beasiswa Fullbright? Simak tipsnya dari Alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) berikut:


1. Kenali Beasiswa dan Penyedianya


Imamatul menjelaskan, beasiswa Fullbright merupakan beasiswa yang sudah ada sejak lama. Berdiri sejak 1946, beasiswa ini didanai oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan dikelola oleh The American-Indonesian Exchange Foundation (AMINEF).


"Beasiswa ini juga merupakan beasiswa bergengsi dan didanai penuh sejak awal pengajuan. Jadi kita tidak perlu bingung mencari pendanaan lain karena semuanya gratis," ujar Imamatul dalam laman resmi UNAIR, Selasa (19/4/2022).


2. Kenali Program Studi dan Universitas Impian


Alumni FIB UNAIR tersebut menjelaskan bahwa ia memilih untuk mengajukan beasiswa Fulbright karena beasiswa ini menyediakan program dan universitas impiannya.


Lanjutnya, program studi yang ia pilih saat ini adalah program studi yang sesuai dengan konteks Indonesia.


"Memilih program adalah proses yang sangat panjang karena harus mempertimbangkan berbagai hal. Termasuk, apakah bisa bermanfaat untuk Indonesia jika ilmunya dibawa kembali ke Indonesia," jelas Imamatul.


3. Perluas Pengalaman


"Pengalaman berorganisasi bisa menjadi modal agar para pemberi beasiswa tertarik kepada kami. Pengalaman pribadi saya selama kuliah aktif di berbagai organisasi yang relevan dengan program yang saya inginkan," tutur Imamatul.


Imamatul juga mengatakan bahwa partisipasi aktifnya dalam kegiatan pengabdian masyarakat hingga dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi tahun 2017 ini sangat mendukung dirinya sebagai penerima beasiswa Fulbright.


Selepas kelulusan, Imamatul juga meniti karier yang sejalan dengan program studinya di University of Massachusetts. Imamatul merupakan direktur ImaTransProof, lembaga bahasa yang bertugas mendukung kedwibahasaan dan memfasilitasi keterampilan literasi dalam komunitas multibahasa.


4. Perhatikan TOEFL IBT, Tes Akademik, dan Wawancara


Selain kegiatan bidang non akademik, prestasi akademik juga perlu dipersiapkan. Nantinya dalam tahap seleksi, akan diadakan tes akademik, termasuk dengan TOEFL IBT.


"Mengenai wawancara itu sendiri, cari lebih banyak tutorial di internet. Karena wawancara melibatkan dosen dan direktur, maka diperlukan strategi jawaban yang diplomatis," jelas Imamatul.


5. Jangan Pernah Menyerah


Beasiswa Fulbright bukan beasiswa pertama yang diajukan Imamatul. Ini adalah upayanya yang kedelapan.


Imamatul berpesan kepada para pencari beasiswa agar tidak mudah menyerah dalam mendapatkan beasiswa.


"Kita tidak tahu di mana rezeki kita Jika kamu tidak lulus sekarang, coba lagi tahun depan. Jika kamu gagal untuk satu beasiswa, coba yang lain," tutup alumni Sastra Inggris UNAIR itu.


Beasiswa Fullbright biasanya membuka pendaftaran di bulan Februari hingga Maret. Untuk informasi lebih lanjut dapat kamu akses dalam laman www.aminef.or.id.