NUBANDUNG.ID - Jika Anda masih merasa bisnis kue kering hanya akan bertahan di bulan Ramadan, mungkin Anda belum pernah mendengar usaha yang satu ini. Perusahaan kue kering Ina Cookies, telah berdiri sejak 1992 namun selalu laku di pasaran setiap harinya!
Setiap bulan, berpuluh-puluh ribu lusin kue kering tetap habis terjual. Saat bulan Ramadan datang, maka omzetnya semakin naik berkali-kali lipat.
Ina Wiyandini, pemilik Ina Cookies, mengaku terus berinovasi dengan mempelajari resep-resep makanan dari berbagai daerah. Ia juga memberi kiat sukses yakni INA: Inovatif kreatif, Nekat, dan Akurat.
Dengan inovasi yang terus ia kembangkan, rupanya menjadi kunci usahanya tetap kokoh meski beberapa kejadian tak terduga terjadi. Saat pandemi, ia juga merasakan dampak, namun tak ingin merumahkan pegawainya.
"Saat awal pandemi sempat susah, toko banyak yang tutup. Saya bilang ke karyawan saya yang mohon-mohon jangan dirumahkan. Mintanya ke Allah, semua berdoa saja," kisahnya pada detikJabar saat ditemui dalam sebuah event beberapa waktu lalu.
Sembari berdoa, ia tidak kehabisan akal. Karena banyak orang yang memilih di rumah saja, Ina justru melihat potensi. Ia membuat banyak cemilan kering yang cocok disantap saat sedang bersantai. Salah satu cemilan kering andalannya saat itu adalah Jengkol keju atau Jeju.
"Alhamdulillah berkat doa dari seluruh karyawan juga, cemilan kering itu penjualannya terus meroket. Malah jadi menu yang paling laris," tutur istri Rahmat Basuki tersebut. Inovasi dari Ina Cookies saat ini terus berkembang di bawah bantuan putri sulungnya, Afiandini Nur Sadrina.
Ina Cookies diakuinya juga bertahan dan melejit karena tingginya niat berjualan dari para distributor. Salah satu strategi penjualan yang ia lakukan adalah menjaga hubungan baik dengan para agen, dengan rutin mengadakan pertemuan dan memberi insentif menarik.
Ia akan memberangkatkan umroh distributor yang membeli 2000 lusin, tak hanya distributor tetapi juga beberapa karyawannya. Berkat doa yang tiada henti dari banyak orang, berangkatlah distributor beserta sepuluh karyawannya. Hingga sampai saat ini, insentif tersebut masih rutin diberikan.
"Kemarin yang lucu, kami sempat memboyong untuk pertemuan di Turki. Namun, karena pandemi jadi turun kelas jauh pertemuannya di Garut," ceritanya diiringi gelak tawa.
Wanita yang telah meraih berbagai penghargaan tersebut, menceritakan bahwa selalu berbagi dan mengajarkan contoh pemasaran yang baik merupakan salah satu kiat. Sehingga, distributor tidak hilang arah dan mampu melakukan penjualan dengan keuntungan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Saat ditanya terkait perizinan UMKM, yang sering dikeluhkan pegiat usaha rumahan, ia menuturkan bahwa memang harus sabar. "Saya rasa wajar kalau perizinan awalnya terasa sulit. Yah kalau ini memang sudah jadi kewenangan pemerintah untuk mengayomi usaha rumahan agar bisa dipermudah," ujarnya.
Justru, kesulitan yang menghampiri adalah sulitnya mendapat bahan baku secara tiba-tiba. "Tiba-tiba tepung ubi sulit didapat, dan lain-lain. Menurut saya itu lebih sulit daripada yang saya rasakan saat urus perizinan," katanya.
Dalam hal ini, Ina memberi nasihat pamungkas bahwa memang dalam berusaha selain diperlukan niat, prasangka yang baik terhadap Allah, juga kemampuan untuk bersabar dan tidak mudah marah. Baginya, doa dan usaha akan selalu dilancarkan jika tidak mudah digelapkan oleh emosi.