Renungan Jumat: Hati Seperti Batu

Notification

×

Iklan

Iklan

Renungan Jumat: Hati Seperti Batu

Jumat, 27 Januari 2023 | 09:44 WIB Last Updated 2023-01-27T02:44:29Z


Oleh: H. Idat Mustari,
Penceramah dan Advokat


NUBANDUNG.ID - Ibnu Athaillah al-Sakandari penulis kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa keadaan setiap orang pada hakikatnya memiliki hati yang bersih, hati yang bercahaya.


Saat seseorang melakukan perbuatan maksiat maka setiap maksiat itu jadi titik hitam yang akan menempel di hatinya, seperti pakain putih yang terkena kotoran hitam. 


Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan. Namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin pakaian yang awalnya putih menjadi hitam tak tersisa sedikitpun warna putihnya.


Rasulullah Saw., bersabda, “Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya."(HR. Tirmidzi). 


Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14).


Hati yang tertutup oleh dosa di atas dosa akan hilang kelembutan di hatinya hingga keras seperti batu dan mati.


Orang yang mati hatinya akan Allah cabut keberkahan hidupnya yakni rasa kepuasan dan kecukupan dalam hidupnya. Setiap orang yang dicabut rasa kepuasan dan kecukupan dihatinya maka orang itu akan terus dalam kekurangan dan tidak bisa bersyukur.


Orang yang mati hatinya sulit bisa mendengar nasihat dari orang lain, bahkan kebenaran yang disampaikan oleh Allah SWT sekalipun. Dirinya tidak pernah merasa bersalah, tak pernah mengaku salah.


Sungguh bukan hal yang mudah menghidupkan hati yang telah mati. Bukan hal gampang melembutkan hati yang terlanjur keras. Melembutkan hati yang keras hanyalah dengan meneteskan air mata taubat, tapi ini lebih berat dari pada bersedekah. 


Abdulah bin umar berkata, "Menangis karena takut kepada Allah (air mata taubat) lebih aku cintai daripada sedekah 1000 dinar."


Memang sulit dan rasanya tidak mungkin, ada manusia yang bersih dari dosa, namun tentu kita berharap semoga Allah memberikan kesadaran untuk bertaubat agar sedikit demi sedikit noda hitam yang menempel di hati perlahan-lahan bersih. 


Sungguh hanya dengan hati yang bersih lah orang bisa menghadap kepada-Nya.


Met aktivitas..met Jumatan saya doakan semoga sukses, sehat, Panjang umur dan diluaskan rezekinya. Kebahagianku adalah saat dirimu bahagia..


Salam takjim