Souw Beng Kong, Kapitan Komunitas Tionghoa di Batavia

Notification

×

Iklan

Iklan

Souw Beng Kong, Kapitan Komunitas Tionghoa di Batavia

Jumat, 20 Januari 2023 | 11:44 WIB Last Updated 2023-01-20T04:44:06Z


NUBANDUNG.ID
- Sebenarnya terdapat beberapa Kapitan Tionghoa di Batavia, namun datanya sulit dilacak. Kapitan Tionghoa yang banyak ditulis pada masa itu adalah Souw Beng Kong.


Dia Kapitan Cina pertama di Batavia pada 1628. Dia bisa dikatakan sebagai pria yang ikut menentukan wajah Batavia masa itu. Tugas utamanya sebagai kapitan ialah, mengurus semua warga Tionghoa di Batavia.


Ia juga mempunyai tanggung jawab sebagai juru bicara warga Tionghoa pada masa jabatannya. Persahabatan pribadinya dengan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen sangat dikenal pada masa itu.


Jan Pieterzoon Coen bertemu Souw Beng Kong justru di Banten. Pada tahun 1611 ketika VOC membeli hasil bumi, terutama lada di Banten, ternyata harus berurusan dengan seorang pedagang Tionghoa kepercayaan Sultan yang bernama Souw Beng Kong. Lalu, di saat itulah Jan Pieterszoon Coen bertemu dan Souw Beng Kong.


Ketika pada tahun 1619 Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC di Hindia Belanda dan bermaksud memindahkan kantor dagangnya dari Maluku ke Jayakarta.


Souw Beng Kong sebagai pemimpin komunitas Tionghoa di Banten dirayu untuk memindahkan seluruh penduduk Tionghoa dari Banten ke Jayakarta yang kemudian diubah namanya menjadi Batavia.


Coen melakukan monopoli perdagangan dengan memblokade pelabuhan Banten dan melarang pedagang Tionghoa memasuki Banten. Akibatnya pelabuhan Banten menjadi sepi dan hubungan etnis Tionghoa yang diwakilkan Souw Beng Kong, sebagai pimpinan etnis Tionghoa di Banten dengan Sultan Banten menjadi renggang dan kurang harmonis.


Perpindahan etnis Tionghoa tersebut ditentang keras oleh Sultan Agung Banten. Di masa peperangan dengan Sultan Agung dari Banten, Jan Pieterszoon Coen pernah memberikan perintah kepada Souw Beng Kong agar memajukan perdagangan Batavia dengan mengalihkan jung-jung dari Tiongkok untuk merapat di bandar Batavia.


Pada 11 Oktober 1619 Souw Beng Kong diangkat pertama kali sebagai overste (opperste) der Chineezen karena keberhasilannya membawa etnis Tionghoa dari Banten ke Batavia dan memblok perdagangannya dengan merubahnya ke Batavia.***