Centrale Dago Pakar

Notification

×

Iklan

Iklan

Centrale Dago Pakar

Rabu, 22 Februari 2023 | 19:34 WIB Last Updated 2023-02-22T12:34:27Z

Ekskursi siswa HBS Bandung ke pembangkit listrik tenaga air di Dago. Sumber: KITLV 81751

Oleh. ATEP KURNIA


NUBANDUNG.ID - “Minggu, 25 Maret 1906, Bandung akan bermandikan cahaya listrik. Pukul 18.00, di Societeit Concordia akan berlangsung pesta pembukaan Bandoengsche Electriciteits-maatschappij (BEM),” demikian kira-kira warta dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie edisi 22 Maret 1906.


Laporan lengkap pesta itu antara lain terungkap dalam De Preanger-bode (26 Maret 1906). Pada awal laporan dinyatakan, malam kemarin, manajemen BEM berkumpul bersama sejumlah undangan di Concordia untuk menghadiri pembukaan resmi pengoperasian perusahaan tersebut. 


Sekitar pukul 19.15, aula Concordia bercahaya terang benderang. Aula Braga pun hampir tak dapat dikenali karena semuanya serba putih, tapi masih lembut dan nyaman di mata, sementara minyak tanah dan bensin memudar. Sementara di luar Concordia, ratusan orang yang penasaran berkumpul.


Keterlambatan itu karena ada kekeliruan. Sabtu malam, segalanya masih tertata seperti sebelumnya. Tapi Minggu pagi, satu jalur listrik terkendala. Kemudian BEM menggunakan jalur listrik satu lagi, sehingga berjalan sedia kala. Saat mulai malam, jalur kedua terkendala lagi. Orang-orang menyangka ada sabotase. 


Karena sebanyak 6.000 volt arus listrik yang dialirkan dari Dago tidak tiba ke Bandung. Tentu ada kerusakan di suatu tempat, hingga personil BEM dikirim ke arah Dago, untuk memeriksanya. Sementara itu, kabel lainnya telah diperbaiki dan dinyalakan lagi. Tapi tentu tidak akan ada listrik dari Dago selama jalur satu lagi itu diperiksa.


Demikianlah sejarah awal Kota Bandung berpenerangan listrik, pada April 1906, persis saat Bandung beroleh status sebagai gemeente. Di balik itu, saya mencatat peran BEM yang dapat mewujudkannya dan Curug Dago sebagai sumber dayanya. Ini dapat dibilang perwujudan dari keinginan orang-orang Bandung yang sudah mengemuka sejak akhir abad ke-19.


BEM yang berkantor di sekitar Alun-alun Bandung itu didirikan pada 1902. Sejarah pembentukannya dapat kita simak dari De Preanger-bode (18 April 1903). Menurut laporan, BEM terbentuk dengan terbitnya besluit pemerintah No. 27, 16 Maret 1902, yang diberikan kepada Maintz & Co di Batavia. 


Mereka diizinkan membangun dan menggunakan konduktor penerangan listrik, serta transmisi listrik ke Bandung, Cimahi, dan sekitarnya. Karena tempat-tempat itu bagian utama kota, termasuk societeit, hotel-hotel, toko-toko, bengkel jawatan kereta api, pabrik kina, pabrik peluru, dan lembaga pemerintah lainnya. 


Modal pendirian BEM sebesar 300.000 gulden. Direksinya ada pada Maintz & Co, di Batavia dan komisarisnya terdiri atas A.R.W. Kerkhoven (kepala Technisch Bureau Kerkhoven & Mazel), K.A.R. Bosscha (administratur Assam Thee Onderneming Malabar) dan Firma van Buuren & Co. Registrasinya dibuka di kantor van Buuren & Co di Batavia dan Bandung.


Untuk mempersiapkan instalasinya, Maintz & Co mengutus Roder. Stasiun pembangkit listriknya dibangun di bawah pengawasan insinyur Kerkhoven & Mazel, sementara sistem perpipaan diawasi Roder. Bila mesin-mesin dari Eropa tersedia, hasil kerja di Dago itu akan terlihat dalam setahun. Awal Februari 1904, sirkuler akan segera disebarkan untuk menjaring pendapat orang Bandung berkaitan dengan pembangunan tersebut (De Preanger-bode, 3 Februari 1904).


Dari De Preanger-bode (10 Agustus 1904) ada tambahan keterangan sejarah BEM. Di situ dikatakan Rudolf du Mosch, kepala Maintz & Co yang kini bermukim di Amsterdam, mengajukan konsesi penerangan listrik di Bandung. Konsesi itu dikabulkan, lalu diserahkan ke BEM. Rencana pembangunannya sesuai dengan yang dilakukan di Solo. Sumber daya yang digunakan BEM berasal dari Curug Dago. 


Dari sana listrik dialirkan ke Bandung dan Cimahi. Untuk memaksimalkan daya, ketinggiannya dinaikkan menjadi 800 meter di atas curug. Instalasinya dibangun Kerkhoven & Mazel, cabang Allgemeine Elektriciteits Gesellachaft, termasuk Maintz & Co


Saat itu, Maintz & Co menawari Vereeniging tot Nut van Bandoeng en Omstreken, yang bertanggungjawab pada penerangan jalan di Bandung, untuk membayar 360 gulden per bulan. 


Dengan demikian, kota itu dapat diterangi dengan bohlam listrik berkekuatan 16 lilin. Lampu-lampunya digantungkan dengan jarak masing-masing antara 30-40 meter, sementara bagi alun-alun yang sangat sibuk digunakan bohlam berkekuatan 32 lilin. Totalnya 300 lampu di Bandung. Ini lebih murah dibandingkan pengeluaran Vereeniging tot Nut untuk gasolin pada 1903, sebanyak 3.563,5 gulden, plus biaya lainnya. 


Dalam De Preanger-bode (13 Februari 1905) tersiar kabar, di samping pemakaman Eropa di Cicendo, orang tengah sibuk membuat dan mengecat balok-balok kayu jati untuk BEM. Sehingga menimbulkan tanda tanya: apakah balok-balok gasang itu akan dipasang di sepanjang jalan umum? Bila betul, konon, akan membuat Bandung indah. Sementara yang telah dibuat telefoon-maatschappij jadi jelek.


Pada praktiknya, karena berkembang konsep berbeda dan tidak benar tentang penerangan listrik untuk rumah, BEM menyebarkan lagi surat edaran, yang di dalamnya dijelaskan, misalnya, dengan penerangan listrik orang cukup hanya dengan satu meteran; bahwa bila orang menggunakan lampu berkekuatan 16, 16, dan 5 lilin di rumah biasa yang terdiri atas tiga ruangan, di depan, dalam, serambi belakang dan bangunan tambahan, biayanya mencapai 10-12 gulden per bulan (De Preanger-bode, 23 Agustus 1905).


Instalasi listrik pertama di Dago itu dikenal sebagai “concessie Dago (Pakar) onder de BEM” (De Preanger-bode, 6 November 1913); “de electrische centrale te Pakar” (De Preanger-bode, 20 Juli 1916); dan “de oude Pakar-centrale van de BEM” (De Preanger-bode, 28 Juni 1921).


* Peminat literasi dan budaya Sunda.