NUBANDUNG.ID-Kementerian Agama dan Pengurus Besar Nadhalatul Ulama (PBNU) sosialisasikan program ketahanan keluarga di Provinsi Jawa Timur.
Sosialisasi ini dirangkai dalam kegiatan Pelibatan Masyarakat Dalam Program Ketahanan Keluarga Wilayah Jawa Timur.
Program ketahanan keluarga merupakan kerja sama Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam dengan PBNU yang ditargetkan mulai berjalan di pertengahan 2023.
Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus wilayah dan cabang NU se-Jawa Timur beserta badan otonom diantaranya Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU dan lainnya.
Tampak hadir dalam pembukaan sosialisasi, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH. Anwar Manshur, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Husnul Maram dan pengurus Satgas Nasional Gerakan Keluarga Maslahah Nadhalatul Ulama (GKMNU).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pembukaan sosialisasi mengatakan kehadiran NU harus bermakna bagi peradaban manusia yang dimulai dengan membangun keluarga.
"Jadi membangun keluarga itu sama dengan membangun peradaban. Intinya gerakan keluarga maslahah NU ini adalah membangun peradaban. Nah membangun peradaban bukanlah perkara mudah dan membutuhkan keterlibatan banyak pihak," kata Menag yang juga menjabat Ketua Umum Satgas Nasional GKMNU di Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Gus Men panggilan akrabnya menambahkan bahwa PBNU sudah banyak melakukan kerja sama. Selain dengan Kementerian Agama, kerja sama juga dijalin dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian UMKM, Kementerian Lingkungan Hidup dan kementerian/lembaga lainnya yang arahnya ditujukan pada keluarga.
"Banyak program dan semua arahnya adalah keluarga. Mudah-mudahan apa yang kita bahas hari ini nyambung dengan apa yang akan dikerjakan nanti. Jadi kalau gagasan dan program sudah disiapkan tapi kita tidak mampu mengerjakan itu sama saja bohong," tegas Gus Men.
"Sekali lagi keterlibatan bapak ibu sekalian sangat penting. Program ini harus bisa di cek output dan outcomenya, " sambung Gus Men.
Disampaikan Gus Men sesuai amanat Ketua Umum PBNU kepada Satgas Nasional GKMNU bahwa program yang nanti akan dijalankan di masing-masing tingkatan itu bukan hanya program yang asal menghabiskan anggaran tapi merupakan program yang jelas output dan outcomenya.
Apalagi lanjutnya, NU itu memiliki instrumen struktural yang sampai ke bawah atau anak ranting.
"Satgas ini menjadi penting untuk mengamankan dan menjamin bahwa program akan sampai pada elemen terkecil dimasyarakat yaitu keluarga berjalan dengan baik," tandas Gus Men.
Ia menambahkan Satgas juga akan melakukan advokasi sekaligus mengawal dan memastikan bahwa program yang nanti akan diturunkan bisa berjalan dengan baik.
Jika kemudian program ini tidak bisa dijalankan oleh struktur kepengurusan maka akan diambil alih oleh Satgas.
"Kami di Satgas Nasional siap menjalankan perintah dan amanat ini apalagi sudah dibekali dengan perjanjian kerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga. Yang pasti akan memudahkan kita dalam menjalankan program ketahanan keluarga," harap Gus Men.
Senada dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengatakan Pemprov Jatim siap bersinergi dalam program ketahanan keluarga yang merupakan kerja sama Kemenag dengan PBNU.
"Program ini sangat penting. Sebab program ini membangun peradaban kemanusian. Kerja sama dengan pemerintah daerah dalam program ini sangat diperlukan. Ketahanan keluarga ini harus menjadi ikhtiar kita bersama," ujar Khofifah.