Tips Menulis Opini di Era Digital

Notification

×

Iklan

Iklan

Tips Menulis Opini di Era Digital

Senin, 25 Agustus 2025 | 14:54 WIB Last Updated 2025-08-27T01:07:29Z


NUBANDUNG.ID -- Suatu sore, saya duduk di sebuah kafe kecil di Bandung. Di meja sebelah, ada dua anak muda yang sibuk mengetik di laptop mereka. Dari obrolan yang samar terdengar, rupanya mereka sedang menulis opini untuk dipublikasikan di media online. 


Saya tersenyum—zaman sekarang, siapa saja bisa menulis, siapa saja bisa bersuara.


Inilah era digital, di mana opini bukan lagi milik segelintir orang. Tapi, justru karena semua orang bisa menulis, tantangannya jadi berbeda: bagaimana agar opini kita benar-benar didengar?


Saya teringat pengalaman pribadi. Dulu, saat pertama kali menulis opini untuk sebuah blog, saya menulis panjang lebar tentang pendidikan. Saya merasa itu sudah bagus, lengkap dengan data. Namun, setelah diunggah, ternyata hampir tidak ada yang membaca.


Waktu itu saya sadar, menulis opini di era digital bukan hanya soal menuliskan ide, tapi juga soal cara menyampaikannya. Dari pengalaman itu, saya mulai belajar beberapa hal yang kemudian menjadi tips penting menulis opini di era digital.


Tips 1: Mulailah dengan Cerita


Pembaca digital cepat bosan. Kalau dari paragraf pertama sudah terasa kaku, mereka akan segera pindah. Maka, mulailah dengan cerita atau pengalaman nyata. Cerita membuat pembaca merasa dekat, seakan sedang mengobrol dengan kita.


Contoh sederhana: daripada langsung menulis “Literasi digital sangat penting”, cobalah mulai dengan cerita tentang seseorang yang salah percaya hoaks karena kurang literasi.


Tips 2: Gunakan Bahasa yang Ringkas dan Mengalir


Di era digital, pembaca lebih suka tulisan yang singkat, padat, tapi tetap enak dibaca. Hindari kalimat yang terlalu panjang. Bayangkan Anda sedang bercerita kepada seorang teman di warung kopi.


Bahasa sederhana seringkali lebih kuat daripada istilah yang terlalu akademis. Opini yang mengalir akan membuat pembaca betah sampai akhir.


Tips 3: Sisipkan Data dan Fakta


Opini tanpa data hanya akan dianggap omong kosong. Jadi, selipkanlah angka, kutipan ahli, atau referensi yang bisa memperkuat argumen Anda.


Misalnya, jika menulis tentang penggunaan media sosial, sertakan data pengguna aktif dari laporan resmi. Data membuat opini kita lebih kredibel.


Tips 4: Manfaatkan Gaya Digital


Tulisan opini di era digital berbeda dengan koran tempo dulu. Kini, kita bisa menambahkan infografis, link referensi, bahkan video singkat untuk mendukung argumen. Dengan begitu, tulisan tidak hanya kuat secara isi, tetapi juga menarik secara visual.


Tips 5: Akhiri dengan Pertanyaan yang Mengajak Berpikir


Setiap opini yang baik seharusnya tidak berhenti pada penulisnya saja. Akhiri dengan sebuah pertanyaan atau ajakan refleksi, agar pembaca merasa terlibat.


Misalnya: “Kalau begitu, di tengah derasnya arus informasi digital, apa yang sudah Anda lakukan untuk menyaring kebenaran berita?”


Menulis opini di era digital ibarat menabur jejak di jalan yang ramai. Tidak semua orang akan berhenti dan membaca jejak kita. Namun, kalau jejak itu jelas, jujur, dan bermakna, suatu saat akan ada orang yang menoleh dan berkata: “Tulisan ini menyentuh saya.”


Dan bukankah itu tujuan kita menulis opini? Bukan sekadar didengar, tetapi juga memberi arti bagi pembaca.


 SUKRON ABDILAH, Pegiat Masyarakat Menulis