NUBANDUNG.ID -- Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an (UPTQ) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Festival Seni Qur’ani (Fesqu) yang yang berlangsung di Gedung Abdjan Soelaeman, Kampus I, Senin-Jumat, 24-28 November 2025.
Fesqu merupakan program kerja tahunan UPTQ yang bertujuan untuk membumikan syiar Al-Qur’an, mempererat silaturahmi, serta meningkatkan kader seni Qur’ani di Jawa Barat. Tahun ini, kegiatan mengusung tema “Gemakan Negeri dengan Seni Islami untuk Membumikan Nilai Qur’ani” dan diikuti peserta dari berbagai kota/kabupaten se-Jawa Barat yang berkompetisi pada beragam cabang lomba Al-Qur’an dan seni Islami.
Wakil Rektor III UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Husnul Qodim, MA. secara resmi membuka dan menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya Fesqu
“Festival Seni Qur’ani Tingkat Nasional ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang perjumpaan budaya Qur’ani dari berbagai penjuru Nusantara. Di sini, kita menyaksikan bagaimana Al-Qur’an tidak hanya dibaca, tetapi dihayati, dirayakan, dan dihidupkan melalui seni tilawah, kaligrafi, hadrah, nasyid, serta berbagai ekspresi kreatif yang mencerminkan kekayaan peradaban Islam,” tegasnya, Senin (24/11/2025).
Dalam konteks akademik dan kebangsaan, kegiatan ini meneguhkan dua hal penting: pertama, bahwa Al-Qur’an merupakan sumber inspirasi yang tidak pernah habis; kedua, bahwa generasi muda Indonesia memiliki energi spiritual dan kreativitas yang luar biasa untuk membangun masa depan bangsa. “UIN Sunan Gunung Djati Bandung merasa terhormat menjadi tuan rumah dari perhelatan besar yang mempertemukan para pecinta Qur’an, para seniman ruhani, dan para intelektual muda dari seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sebagai insan akademik, kita memandang Festival seni Qur’ani bukan hanya dalam kerangka ekspresi budaya, tetapi juga sebagai bagian dari literasi keislaman yang harus terus dikembangkan. “Seni mengajarkan sensitivitas, imajinasi, dan kecermatan unsur penting dalam membentuk ilmuwan dan pemimpin masa depan,” bebernya.
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, khususnya UKM UPTQ, telah menunjukkan bahwa kreativitas bukanlah lawan dari intelektualitas. “Kalian membuktikan bahwa kecintaan pada Al-Qur’an dapat diterjemahkan dalam karya visual, suara, dan gerak yang membawa nilai-nilai luhur Islam ke tengah masyarakat. Kalian adalah representasi generasi Qur’ani yang siap mengukir sejarah menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Melalui pembinaan tilawah, tahfidz, syarhil Qur’an, kaligrafi, dan seni Islami lainnya, UPTQ telah membuktikan bahwa kampus bukan hanya pusat ilmu, tetapi juga pusat spiritualitas yang menumbuhkan kecintaan pada wahyu Ilahi. “Pada momentum Harlah ini, saya mengajak seluruh keluarga besar UPTQ untuk terus menjaga spirit pelayanan, pembinaan, dan pengembangan seni Qur’ani dengan kualitas yang semakin profesional dan berdaya saing nasional,” tuturnya.
Festival Seni Qur’ani Tingkat Nasional ini, “Saya harapkan menjadi wadah silaturahmi intelektual dan kultural antar-perguruan tinggi, antar-komunitas, dan antar-provinsi. Kita ingin menghadirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya piawai membaca dan melantunkan ayat-ayat suci, tetapi juga mampu menghadirkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan nyata, misalnya dalam kepemimpinan, dalam karakter, dalam karya, dan dalam kontribusi untuk NKRI,” ajaknya.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, “Saya sampaikan kepada panitia, dewan juri, peserta dari seluruh Indonesia, serta seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Semoga setiap langkah, tenaga, dan niat baik kita dicatat sebagai amal saleh yang terus mengalir pahalanya. Tentunya kegiatan ini selalu dibimbing oleh para pembina para senior/Alumni UPTQ, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang seting tingginya.”
Sebagai Pembina UKM UPTQ, Prof. Dr. K.H. Asep Mustofa Kamal, M.Ag. menegaskan bahwa Festival Seni Qur’ani bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi merupakan manifestasi komitmen kampus dalam membangun peradaban Qur’ani yang kokoh, moderat, dan berkelanjutan.
Pimpinan Pondok Pesantren Ulumul Quran Al Mustofa Sumedang menekankan bahwa UPTQ selama ini telah menjadi lokomotif pembinaan Qur’ani di kampus. “Dengan profesionalisme, dedikasi, dan semangat pengabdian yang tinggi, UPTQ membuktikan bahwa kampus Islam dapat melahirkan generasi yang bukan hanya unggul dalam tilawah dan tahfidz, tetapi juga kreatif dalam berkesenian, inovatif dalam berdakwah, dan moderat dalam menjalankan nilai-nilai Islam,” tandasnya.
Ketua Umum UPTQ, Miftah Fauzi menjelaskan bahwa penyelenggaraan Fesqu memiliki tujuh tujuan utama:
1. Menjadi ajang kompetisi Qur’ani dan seni islami yang sehat, edukatif, dan inspiratif bagi generasi muda di tingkat nasional.
2. Menumbuhkan semangat kecintaan terhadap Al-Qur’an melalui cabang lomba MTQ, MHQ, MSQ, dan MKQ.
3. Mengembangkan kreativitas dan bakat seni islami peserta melalui lomba hadroh, marawis, dan qasidah.
4. Memperkuat silaturahmi antar peserta, official, dan masyarakat melalui interaksi bernuansa Qur’ani.
5. Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para qari, hafizh, dai, dan seniman islami yang berprestasi.
6. Mencetak kader Qur’ani yang kompetitif, berakhlak mulia, serta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan bermasyarakat.
7. Menjadikan festival ini sebagai media syiar Al-Qur’an dan sholawat dengan pendekatan seni islami yang moderat dan relevan dengan perkembangan zaman
“Peringatan Harlah ke-33 menjadi momentum penting untuk merefleksikan kiprah UPTQ sekaligus memperkuat komitmen menghadirkan pembinaan Qur’ani yang relevan dengan tantangan zaman,” ungkapnya.
Sebagai wujud syukur dan penghargaan, UPTQ UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Festival Seni Qur’ani Tingkat Nasional, dengan berbagai cabang lomba seperti MTQ, MHQ, MSQ, MKQ, hadroh, marawis, dan qasidah.
“Festival ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana edukasi, pengembangan potensi, dan silaturahmi antar peserta dari berbagai daerah. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir generasi Qur’ani yang kreatif, kompetitif, serta berakhlak mulia, sekaligus memperkuat ukhuwah dalam dakwah Al-Qur’an,” pungkasnya.



