Optimisme Nasib Bank Konvensional Di Tengah Gempuran Bank Digital

Notification

×

Iklan

Iklan

Optimisme Nasib Bank Konvensional Di Tengah Gempuran Bank Digital

Kamis, 12 Agustus 2021 | 09:19 WIB Last Updated 2022-09-09T01:42:22Z


Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani memperkirakan bank konvensional di Indonesia tetap mampu bertahan, meskipun kemunculan bank digital semakin marak. Perkiraan ia dasarkan pada karakteristik nasabah Indonesia yang membutuhkan jasa bank konvensional untuk transaksi dalam jumlah besar.


"Kalau kita lihat dalam pelaksanaannya ke depan, bank tradisional ini tetap ada, karena perusahaan yang pinjam uang di atas Rp5 miliar mana berani bank meminjamkan Rp5 miliar hanya lewat digital. Sangat riskan buat bank," ujarnya dalam diskusi Kemerdekaan dan Masa Depan Ekonomi Bangsa, Selasa (10/8/2021).


Meski tak lekang oleh bank digital, namun Aviliani memprediksi terjadi perbedaan fungsi dua bank tersebut. Bank konvensional, kata dia, lebih banyak digunakan untuk transaksi dalam jumlah besar yang mengharuskan nasabah datang langsung di kantor cabang. Sedangkan, bank digital digunakan untuk sistem pembayaran dalam nominal lebih kecil.


"Makanya, kalau kita lihat perkembangannya, bank selalu punya dua, digital dan konvensional, karena dia ingin tangani sumber dananya itu berasal dari bank yang konvensional, sedangkan bank digital lebih banyak untuk payment system," ujarnya.


Oleh sebab itu, ia memprediksi tren neobank di Indonesia akan berbeda dengan sejumlah negara. Pada sejumlah negara, neobank sepenuhnya berlaku digital tanpa kantor cabang.


"Kalau di kita, masih membuat bank tradisional menjadi neobank, tapi masih tetap punya kantor cabang. Kalau neobank benar-benar tidak punya cabang," katanya.


Lewat perkembangan itu, ia menilai bank harus mampu beradaptasi dengan menciptakan ekosistem keuangan. Oleh sebab itu, bank perlu menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga jasa keuangan non bank lain, seperti financial technology (fintech) pinjaman, fintech pembayaran, dan sebagainya, hingga e-commerce.


Seperti diketahui, tren bank digital makin marak di Indonesia. Sejumlah bank telah mengembangkan lini digital, yakni Bank BCA Digital, Jenius dari Bank BTPN, Wokee dari Bank Bukopin, Digibank dari Bank DBS, TMRW dari Bank UOB, dan Jago dari Bank Jago.


Sementara, bank lain yang masih dalam proses meliputi PT BRI Agroniaga Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, PT Bank Capital Tbk, PT Bank Harda Internasional Tbk, PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan PT KEB HanaBank.