Psikolog UGM: Tips Praktis Hindari Toxic Relationship

Notification

×

Iklan

Iklan

Psikolog UGM: Tips Praktis Hindari Toxic Relationship

Selasa, 28 September 2021 | 13:12 WIB Last Updated 2021-09-28T06:12:26Z


NUBANDUNG
- Toxic relationship atau hubungan beracun adalah fenomena yang sering terjadi ketika sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Menurut Psikolog UGM R.A. Yayi Suryo Prabandari mengatakan toxic relationship merupakan relationship abuse.


Relationship adalah yaitu hubungan yang disalahgunakan dan menimbulkan akibat yang kurang menyenangkan secara emosional, sosial, fisik dan seksual. Hubungan seperti ini harus dihindari karena berisiko merugikan pihak yang terlibat.


"Hubungan beracun kadang tidak disadari baik dalam berteman, berelasi (bila telah bekerja) dan berpacaran yang tidak sehat. Jadi, hubungan beracun tidak hanya untuk suami istri dan berpacaran. Hubungan ini hanya menguntungkan satu pihak, merugikan diri sendiri dan bisa merugikan orang lain (kalau kita sebagai pelaku)," ujar Yayi yang dilansir dari laman UGM.


Menurut Yayi berdasarkan Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan tahun 2019 menunjukkan bahwa terdapat 13.568 kasus kekerasan. Sebagian diantaranya, yaitu 2.073 kasus kekerasan dalam hubungan berpacaran.


"Dalam jurnal semiotika, ada yang mengklasifikasi pola hubungan beracun. Pertama, secure attachment. Jadi merasa tidak nyaman jika tidak ada dia. Kedua, cemas ambivalen. Hubungan beracun berada di antara perasaan senang dan takut. Seharusnya tidak ada perasaan itu kalau berada di dekat orang yang dicintai, namun hanya ada perasaan nyaman. Ketiga, cemas menghindar. Ini adalah hubungan yang sebenarnya kita ingin menghindar tetapi merasa tidak enak karena mungkin terus dicari," terang Yayi.


Sedangkan untuk mengenali perilaku toxic sendiri ada beberapa cara untuk mengenalinya yaitu terlalu sibuk dengan dunia maya, suka mengkritik, menghindari hubungan emosional dengan orang lain, dan menyembunyikan masalah.


Tanda-tanda toxic relationship sendiri yaitu memanipulasi orang lain, tidak konsisten, enggan mau meminta maaf, tidak memiliki simpati dan empati. Hubungan ini juga hanya berjalan saat dalam kondisi senang


Hubungan beracun juga dapat menyebabkan seseorang yang mengalaminya menderita cemas dan stress, trust issues, kesehatan mental yang terganggu, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, trauma, tidak nyaman, dan tidak aman.


Untuk itu, Yayi menjelaskan untuk menghindari toxic relationship adalah dengan berbicara secara efektif, maksudnya yaitu pembicara dan penerima mengerti apa yang disampaikan. Kedua adalah asertif yaitu menyatakan secara langsung yang diingikan, menghargai dan memahami orang lain.


"Asertif artinya tegas, berterus terang dan kalau bisa secara definitif diucapkan. Misalnya mengucapkan kalau kita tidak suka dibatasi untuk bermain dengan orang lain. Kalau kita sudah berbicara, namun masih saja terjadi, sebaiknya berpikir panjang untuk tetap menjalin hubungan dengan orang tersebut terutama jika ingin melanjutkan hubungan ke pernikahan. Dalam psikologi pola perilaku, perulangannya ada sehingga harus dipikirkan kembali. Itulah tips menghindari toxic relationship," kata Yayi.