Monumen Lingga di Alun-Alun Sumedang, Hadiah untuk Perlawanan Pangeran Mekah

Notification

×

Iklan

Iklan

Monumen Lingga di Alun-Alun Sumedang, Hadiah untuk Perlawanan Pangeran Mekah

Minggu, 19 Desember 2021 | 18:42 WIB Last Updated 2021-12-19T11:42:53Z


NUBANDUNG – Monumen Lingga di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bukan sekadar hadiah bagi Bupati Sumedang P.A. Suriatmaja (1883 – 1919). Namun, monumen ini mengandung histori dan filosofi yang dalam di samping sejarah di balik tugu peringatan itu.


Saat ini, Monumen Lingga sudah berusia 99 tahun. Bangunan tersebut berdiri kokoh di Alun-alun Kabupaten Sumedang sejak diresmikan pada 1922 oleh Gubernur Jenderal Mr. D. Fock. 


Pemerintah Hindia Belanda sengaja membuat monumen tersebut sebagai penghargaan kepada sang bupati yang notabene dianggap pemberontak oleh pemerintah kolonial.


Kenyataannya, P.A. Suriatmaja punya peran dan jasa yang sangat besar bagi tanah Sumedang. Selain bidang keagamaan, sang pangeran juga punya andil besar di sektor pendidikan dan sosial.


Pangeran yang bersahaja ini wafat di Tanah Suci, Arab Saudi, sewaktu menunaikan ibadah haji lalu dimakamkan di Mekah. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai Pangeran Mekah.


Bangunan permanen


Monumen Lingga berupa bangunan permanen dengan dasar berbentuk bujur sangkar dilengkapi pintu di empat penjuru mata angin. Panjang masing-masing sisinya sekira 10 meter dan dilengkapi sejumlah anak tangga. Bagian atas dasar ini berupa bangunan berbentuk segi empat berteras.


Salah satu yang unik dari monumen adalah bagian atasnya yang berbentuk setengah bola. Bagian puncak ini terbuat dari pelat tembaga dan melambangkan setinggi-tingginya prestasi manusia. Empat pintu dan anak tangga diibaratkan simbol pendakian rohani manusia.


Di setiap sisi bagian segi empat monumen terdapat inskripsi. Pada sisi barat dan timur berupa huruf cacarakan (Jawa) dan sisi utara berhuruf Latin berbahasa Melayu. Sementara di sisi selatan berhuruf Latin berbahasa Sunda.


Bagi masyarakat Sumedang, Monumen Lingga sudah demikian akrab dan sangat populer. Selain berada di ruang publik pusat kota juga menjadi lambang daerah.


Keberadaan tugu peringatan ini sangat terawat apalagi beberapa bulan ke belakang Alun-Alun Sumedang bersolek sehingga jauh lebih tertata dan indah. Monumen tak lagi dipagari dan orang-orang bisa melihat penghargaan ini lebih dekat.