Bupati Bandung Laksanakan Program Bedas Ngaleuweung Perbaiki Sub DAS Ciwidey

Notification

×

Iklan

Iklan

Bupati Bandung Laksanakan Program Bedas Ngaleuweung Perbaiki Sub DAS Ciwidey

Selasa, 27 September 2022 | 18:03 WIB Last Updated 2022-09-27T11:05:26Z


NUBANDUNG.ID
– Ketua Penggerak Ekonomi Rakyat Kabupaten Bandung Hadiat sangat mengapresiasi berbagai langkah dan terobosan yang dilakukan Bupati Bandung HM Dadang Supriatna, terkait upaya kegiatan pengembalian fungsi hutan, pengayaan vegetasi dan jaga seke di Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.


Langkah Bupati Bandung itu sebagai tindaklanjut penanggulangan banjir bandang di Sub DAS Ciwidey yang sempat terjadi beberapa bulan lalu. Saat ini, merupakan upaya perbaikan untuk membangun kesadaran individu dan kolektif dalam rangka percepatan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pengendalian bencana dan kerusakan di Sub DAS Ciwidey.


Untuk melestarikan lingkungan di Subdas tersebut, Bupati Bandung pun melaksanakan Bedas Ngamumule Leuweung (Bedas Ngaleuweung) dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix.


“Itu merupakan langkah strategis yang dilakukan Pak Bupati Bandung dalam upaya mengembalikan fungsi hutan. Hutan harus tetap lestari, karena hutan bagian dari paru-paru dunia,” kata Hadiat kepada wartawan, Senin (26/9/2022).


Pada kesempatan kegiatan menjaga dan mengembalikan fungsi hutan, kata Hadiat, Bupati Bandung juga turut melakukan penanaman pohon sabuk sungai. Selain itu melakukan penanaman pohon di sekitar mata air dalam upaya jaga seke.


“Apa yang dilakukan Pak Bupati di Desa Alamendah itu perlu kita ikuti karena merupakan upaya untuk memperbaiki lingkungan sekitar,” katanya.


Hadiat mengatakan, Bupati Bandung bersama jajaran Perangkat Daerah fokus pada persoalan hutan, karena sebelumnya di kawasan Ciwidey sempat terjadi banjir bandang atau derasnya aliran air yang mengalir di Sungai Ciwidey.


“Untuk mengantisipasi atau meminimalisir derasnya aliran air Sungai Ciwidey itu, salah satunya mengembalikan fungsi hutan sebagai kawasan hijau dan daerah tangkapan air. Tentunya harus dibarengi dengan penanaman pohon yang masif di kawasan hutan tersebut, terutama di lahan kritis,” katanya.


Hadiat juga mengatakan, penanaman pohon di dekat bantaran sungai, sebagai upaya untuk menahan erosi tanah yang disebabkan aliran air sungai.


“Penanaman pohon di dekat bantaran sungai, juga berfungsi untuk menahan air atau aliran air hujan tidak langsung jatuh ke sungai. Melainkan bisa tertahan oleh pohon yang menjadi sabuk sungai tersebut,” tuturnya.


Hadiat pun sangat memahami langkah Pemkab Bandung yang melakukan penanaman pohon di sekitar mata air. Hal itu untuk menjaga sumber mata air supaya tetap lestari.


“Semakin banyak pohon yang tumbuh di sekitar mata air, akan menambah sumber mata air itu semakin subur. Karena pohon dapat mengikat air hujan, dan kemudian dialirkan atau dikeluarkan perlahan melalui ujung akar pohon itu secara bertahap. Jadi penanaman pohon di sekitar mata air sangat besar manfaatnya, untuk kelangsungan hidup manusia,” katanya.


Hadiat pun berharap apa yang dilakukan Pemkab Bandung beserta jajaran Perangkat Daerah dalam upaya mengembalikan fungsi hutan itu, harus diikuti oleh masyarakat secara umum.


“Ini dalam upaya mencegah ancaman banjir. Mengingat Kabupaten Bandung merupakan kawasan rawan banjir, sehingga untuk mengurangi ancaman itu melalui gerakan bersama jaga lingkungan sekitar,” tuturnya.