14 Makanan dan Jajanan Khas Bandung yang Populer dan Lezat di Lidah!

Notification

×

Iklan

Iklan

14 Makanan dan Jajanan Khas Bandung yang Populer dan Lezat di Lidah!

Jumat, 01 September 2023 | 12:36 WIB Last Updated 2023-09-01T05:36:30Z


NUBANDUNG.ID
-- Beberapa kuliner yang dikenal sebagai khas Bandung mulai dari peuyeum, batagor, bandros, ulukutek, colenak hingga siomay sangat digemari baik tua maupun muda. Berikut daftar makanan khas Bandung yang enak dan mendunia.


Berikut makanan dan jajanan Khas Bandung yang populer dan lezat di lidah! bahkan, mendunia, Lho.


1. Peuyeum


Peuyeum dalam bahasa Indonesia artinya tapai singkong. Mengutip situs Kemdikbud, asal mula kuliner peuyeum ini muncul dari Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung .


Kala itu bahan baku peuyeum merupakan singkong yang sejak zaman penjajahan sudah dikenal masyarakat Bandung sebagai makanan pengganti nasi. Di Cimenyan pengolahan singkong kala itu dilakukan menggunakan fermentasi menggunakan bahan ragi yang kemudian menghasilkan kuliner yang dikenal dengan nama peuyeum.


Peuyeum memiliki citarasa manis dan legit.


2. Batagor


Batagor merupakan salah satu kuliner khas Bandung yang juga menjadi favorit. Batagor merupakan singkatan dari 'bakso tahu goreng' yang merujuk pada bahan dan cara membuat batagor.


Batagor memiliki rasa gurih dan renyah. Saus bumbu kacang yang diberi perasan jeruk limau memberi aksen aroma dan rasa segar.


3. Siomay


Siomay adalah salah satu jenis dim sum. Siomay terbuat dari daging ikan tenggiri segar dengan komponen pembentuk tepung tapioka dan putih telur yang dibungkus dengan kulit pangsit. Siomay merupakan makanan yang berasal dari Tiongkok (China).


Makanan ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari Tiongkok menuju Indonesia, hingga saat ini makan ini selalu menjadi penghias menu tempat kuliner di Indonesia.


Rasa Siomay memiliki citarasa gurih, manis dari bumbu kacang, dan kenyal.


4. Combro


Combro atau kadang disebut comro atau gamet merupakan makanan khas Jawa Barat. Combro terbuat dari parutan singkong yang dibentuk bulat yang bagian dalam,nya diisi dengan sambal oncom kemudian digoreng, karena itulah dinamai combro yang merupakan kependekan dari oncom di jero (bahasa Sunda).


Makanan ini memiliki arti oncom di dalam. Begitu juga dengan halnya gemet yang merupakan kependekan dari dage saemet artinya dage di dalam yang artinya kurang lebih sama. Rasa combro ini gurih dan pedas.


5. Misro


Misro merupakan kue tradisional khas Sunda yang terbuat dari singkong. Kue ini konon merupakan singkatan amis di jero yang berarti manis di dalam.


Seperti namanya kue ini memiliki rasa manis dari gula merah yang terasa ketika digigit. Kue ini berbahan baku singkong parut yang digoreng.


6. Lotek


Lotek merupakan salah satu makanan yang sudah ada sejak dulu kala. Lotek merupakan sayuran yang dibumbui kacang dan disajikan dengan lontong atau nasi hangat, disertai dengan kerupuk dan bawang goreng.


Konon lotek ada sejak 1970-an saat jurnalis Inggris yang tugas di Parongpong mencari salad. Namun, karena hanya ada sayur mayur khas Indonesia, jurnalis itu menggunakan bahan seadanya dan menggunakan alat tradisional atau 'low tech' alias lo tek dalam lafal Sunda yang kini justru mendunia.


Lotek hampir mirip dengan pecel yakni jenis makanan dari beberapa sayuran yang sudah direbus kemudian disiram dengan menggunakan sambal dari bumbu kacang. 


Selain sayur, lotek juga diberi tempe dan dalam bumbunya ditambahkan terasi, gula merah dan bawang putih. Perpaduan ini menimbulkan cita rasa pedas dan manis.


7. Perkedel Bondon


Perkedel Bondon merupakan salah satu jajanan legendaris dan terkenal enak di Bandung. Perkedel ini masih dimasak dengan cara tradisional yakni digoreng dengan api tungku. Perkedel ini disajikan dengan nasi dan sambal terasi dan buka pada tengah malam pukul 23.00-02.00 WIB.


8. Moring


Moring merupakan nama makanan ringan yang terbuat dari tepung terigu dan tapioka. Pembuatan adonan moring pun tak boleh sembarangan, karena apabila ada ruang kosong (udara) di tengah adonan, maka akan berpengaruh pada tahapan lainnya.


Setelah adonan tercampur dengan baik langkah selanjutnya adalah membuat bentuk adonan menjadi bulat panjang. Kemudian adonan itu direbus dan ditiriskan lalu dibiarkan kering angin selama kurang lebih dua hari agar adonan menjadi keras.


Ketika adonan mengeras, barulah moring diiris tipis menggunakan mesin iris putar. Adonan ini pun siap digoreng dengan minyak yang banyak dan api yang tidak besar. Rasa keripik ini garing, asin dan pedas.


9. Nasi Kalong


Nasi kalong merupakan salah satu kuliner malam hari di Kota Bandung. Warna nasinya merah kehitaman yang berasal dari kluwak.


Nasi kalong ini biasa disajikan dengan lauk berupa ayam, tempe, tahu, dan rolade sapi. Cita rasa nasi kalong ini gurih.


10. Ulukutek Leunca


Ulukutek artinya diam saja di rumah atau tidak berkegiatan di luar. Sementara leunca adalah bahasa Sunda dari buah ranti atau leunca.


Makanan ini terbuat dari campuran buah ranti dan oncom. Rasa manis dari buah ranti digabung dengan asam pedasnya oncom biasanya disajikan dengan nasi panas dan asin peda.


11. Cireng


Cireng berasal dari kata aci digoreng, dan disingkat menjadi cireng. Mulanya cireng hanya diisi oncom atau kacang yang ditumbuk, dan kini hadir dengan berbagai isian.


Cireng merupakan makanan ringan tradisional dari Sunda yang terbuat dari adonan tepung tapioka, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, garam dan air. Cireng memiliki tekstur kenyal dan harus digoreng terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.


12. Surabi Bandung


Surabi ini merupakan salah satu jajanan tradisional khas Bandung. Jajanan ini berbahan dasar tepung beras dan santan yang dibakar di atas kayu bakar dengan menggunakan alat tradisional, yaitu tungku dan cetakan khusus dari tanah liat.


Kue surabi pada umumnya ada tiga jenis yaitu dinikmati dengan rasa manis dengan menggunakan cairan gula merah atau kinca, dinikmati rasa pedas menggunakan oncom, dan bisa dinikmati dengan rasa asin yang dicampur dengan telur.


13. Bandros


Kue bandros bertekstur garing di luar dan lembut di tengah. Kue bandros berawal dari pengaruh pemerintahan Hindia Belanda pada 1900-an yang memperkenalkan penggunaan tepung terigu di Kota Bandung dan di daerah Priangan atau Jawa Barat.


Kala itu keberadaan pangan berbahan dasar terigu hanya dapat dikonsumsi bangsawan dan masyarakat yang kaya. Gagasan soal kue bandros pun muncul agar masyarakat kelas bawah bisa menikmati kue dengan harga terjangkau dari bahan baku beras.


Kue bandros ini disajikan dengan kelapa parut, garam, gula pasir, dan minyak kelapa. Kue bandros dulunya hanya dijual saat pagi hari sebagai menu sarapan dan teman minum teh.


14. Colenak


Colenak merupakan makanan khas Sunda berupa tape bakar yang sudah mendunia. Colenak menjadi bagian sejarah saat kegiatan perdana Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung pada 1955 yang dihadiri Presiden Soekarno dan para pimpinan negara.


Pioner colenak yakni Murdi yang melakoni usahanya sejak 1930. Dulu colenak disebut peuyeum digulaan (tape dicampur gula).


Sajian tape yang dibakar menggunakan arang ini kemudian disajikan dengan dilumuri kelapa parut, dan cairan gula merah. Racikan colenak ini ada tiga jenis yakni original, aroma durian dan nangka.***