Hari Pahlawan, Sejarah Negara, dan Ajaran Keteladanan

Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Pahlawan, Sejarah Negara, dan Ajaran Keteladanan

Rabu, 10 November 2021 | 08:58 WIB Last Updated 2022-09-09T01:42:07Z


Penulis: Rifa Anggyana,
Pembina IRMA Jawa Barat.


Hari pahlawan yang selalu diperingati setiap tanggal 10 November ini bertujuan untuk mengingat kembali pertempuran di Surabaya yang terjadi pada 27 Oktober- 20 November 1945. Peristiwa tersebut diawali dengan insiden perobekan bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945. Kemudian Presiden Soekarno memerintahkan untuk gencatan senjata pada 29 Oktober 1945. Pertempuran kembali pecah pada 30 Oktober 1945.


Saat itu rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris. Pada pertempuran tersebut jumlah kekuatan tentara sekutu sekitar 15.000 pasukan. Sekitar 6000 rakyat Indonesia pun gugur dalam pertempuran di Surabaya, pertempuran tersebut terjadi selama tiga minggu.


Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 itu pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Keputusan itu ditetapkan oleh Presiden Soekarno.


Kala itu, Presiden Soekarno menetapkan hari Nasional bukan hari libur. Salah satunya yakni hari pahlawan 10 November. Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, KH. Hasyim Asyari, dan KH. Wahab Hasbullah.


Kisah tersebut tak hanya menunjukan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan kepada anak-anak Indonesia seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan kewajiban dan hak.


Namun, masyarakat saat ini dapat berjuang dengan melawan berbagai permasalahan bangsa seperti kemiskinan, bencana alam, narkoba, paham-paham radikal hingga berjuang melawan pandemi Covid-19 yang saat ini masih melanda dunia, khususnya di Indonesia.


Peringatan hari pahlawan tahun ini juga dapat memberikan energi tambahan untuk mengunggah kesadaran segenap elemen untuk terus bersatu. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, selain itu juga membantu sesama yang membutuhkan bantuan sesuai kemampuan dan profesi masing-masing.


Apabila setiap masyarakat Indonesia memiliki kesadaran dan nilai kepahlawanan maka hal tersebut dapat menjadi satu modal untuk membangun bangsa. Nilai ini juga banyak ditanamkan mulai sejak dini dengan cara  mengenalkan makna hari pahlawan kepada mereka dari kehidupan sehari-hari.


Seperti mempertahankan kemerdekaan dengan belajar tekun, meraih prestasi dibidang yang diminati, menolong teman yang sedang kesusahan, dan membiasakan untuk mengucapkan terima kasih, serta meminta maaf bila melakukan kesalahan kepada orang lain.


Sesuai dengan tema hari pahlawan tahun ini yaitu "Pahlawan Ku Inspirasi Ku" dari hal ini kita dapat mengenalkan banyak arti hidup kepada anak anak, melalui kisah para pahlawan dan pesan dari mereka. 


Salahsatunya ada pesan dari beberapa pahlawan Nasional yakni Bung Tomo. Dalam pidatonya melalui radio pada saat pertempuran,  Beliau mengatakan jangan memperbanyak lawan, tapi perbanyak kawan. 


Dari pesan ini mengandung arti hidup yang sangat dalam, bahwasanya dalam kehidupan kita memang dianjurkan untuk baik pada siapapun agar mendapat banyak kawan dan membuat hidup kita tenang dan aman.


Kemudian ada lagi pesan yang menurut saya bagus dari salahsatu pahlawan Nasional Silas Papare. "jangan sanjung aku, tetapi teruskan perjuanganku" ini pesan yang dalam untuk anak muda saat ini, untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan berbakti pada bangsa dan agama.


Tulisan Ini sudah tayang di beritadisdik.com dengan judul "Hari Pahlawan tak Hanya Menunjukkan Sejarah Negara, Melainkan Juga Mengajarkan Keteladanan".